BAB II
MIKRO EKONOMI
2.1. Konsumer
2.1.1. Teori Perilaku Konsumer
Teori ini bertitik tolak dari asumsi bahwa konsumer memilih dari alternatif yang ada sedemikian rupa sehingga dia dapat mencapai tingkat kepuasaan (satisfaction) sebesar mungkin. Selanjutnya diasumsikan bahwa dia memiliki semua informasi yang menuntunnya ke arah pencapaian kepuasan itu. Informasi tu terekam dalam fungsi utilitasnya (utility function).
Fungsi utilitas ini dapat berbeda antara seseorang dengan orang lainnya. Utilitas tidak hanya menyangkut kesenangan memiliki barang, tetapi juga dari segi perasaan aman. Manakah yang lebih memuaskan orang, diberi mobil atau diberi vaksinasi kolera pada saat wabah kolera merajalela? Jawabannya tergantung kepada fungsi utilitas seseorang. Walaupun fungsi-fungsi utilitas ini bervariasi dari seorang ke orang lain, namun ada kecendrungan-kecendrungan yang berlaku umum.
Salah satu yang paling menonjol dari kecendrungan itu adalah konsumer selalu berusaha memaksimisasi fungsi utilitasnya.
Ekonomis di abad 19 seperti Jevon, Waras, dan Marshall menganggap bahwa utilitas tersebut dapat diukur.
Contoh : Utilitas barang A = 15 util
Utilitas barang B = 45 util
Konsumer menginginkan barang B 3 kali barang A
Ukuran yang demikian ini disebut ukuran kardinal (cardinal measure). Dalam hal membeli barang, dibeli atau tidak tergantung kepada nilai kardinal uang dan barang.
Contoh : Harga kelapa Rp. 200,- sebuah.
Nilai kardinal uang = 5 util/Rp.100,- dan nilai kardinal kelapa bervariasi sebagai berikut :
(i) membeli kelapa ke-1 = 20 util
(ii) membeli kelapa ke-2 = 9 util
(iii) membeli kelapa ke-3 = 7 util
Penurunan nilai kardinal kelapa ini adalah gambaran penurunan kepuasan setelah memiliki kelapa sebanyak yang dibutuhkan yaitu satu kelapa. Nilai util kelapa harus lebih besar dari nilai util uang.
Apabila harga kelapa turun menjadi Rp.160,- sebuah, dia akan membeli kelapa ke-2.
Apabila konsumer mendapat utilitas dari A lebih besar dari B dia akan memilih A. Jika dia akan mendapat utilitas dari B lebih besar dari C dia akan memilih B. Rangkaian tersebut dituliskan sebagai berikut : A > B > C (mobil > radio > pensil). Rangkaian adalah konsisten, dengan demikian :
A> C (mobil } pensil)
C < A
C ≠ A
Pandangan kardinal ini ditinggalkan pada akhir abad 19 karena tidaklah mungkin mengukur nilai kardinal suatu barang dan pernyataan A disuka 3 x B tidak mempunyai arti praktis sama sekali.
Selanjutnya yang berkembang adalah pendekatan ordinal. Dengan mudah dapat disaksikan bahwa pilihan seorang konsumer tergantung sepenuhnya kepada urutan (prioritas) sejumlah barang yang dapat dibeli dengan penghasilan (income). Pada saat konsumer menerima uangnya, dia akan mulai membeli barang-barang yang diprioritaskan. Asumsi bahwa konsumer membuat terlebih dahulu pengukuran kardinal sebelum membeli barang, sebenarnya tidak realis. Yang nyata konsumer menyusun suatu prioritas barang kebutuhannya secara konsisten. Fungsi utilitas berkaitan dengan prioritas ini disebut Fungsi Utilitas Ordinal.
Fungsi utilitas ordinal :
U = f (q1, q2, …….,qn )
U = ukuran utilitas
(q1, q2, …….,qn ) = jenis dan jumlah barang (Q1, Q2,….. Qn) yang dibutuhkan dan akan dibeli konsumer.
Catatan :
Untuk memudahkan pembahasan dimisalkan konsumer memilih berbagai kombinasi jumlah barang q1, dan q2 yang akan dibeli sesuai dengan kemampuannya walaupun dalam kenyataannya jenis barang yang diperlukan seseorang lebih dari 2 jenis.
Barang selalu dapat dibagi dua golongan barang-barang konsumsi, misalnya :
q1 = barang makanan
q2 = barang bukan makanan, sehingga
U = f (q1, q2)
Asumsi berikut adalah f(q1,q2) adalah kuntinu, mempunyai turunan (derivative) pertama dan kedua yang juga kontinu serta fungsi itu adalah fungsi yang konkaf semu, tegas-teratur (regular strictly quasi-concave function).
Fungsi utilitas akan berubah kalau masa konsumsi dari barang menjadi berubah. Misalnya tingkat kepuasan yang dirasakan seseorang akan berbeda kalau dia menghabiskan 10 gelas es krim dalam waktu 1 jam atau menghabiskannya dalam waktu 1 bulan. Seseorang akan lebih puas kalau menghabiskan beberapa durian sekali makan, jika dibandingkan dengan memakan durian 1 biji setiap 2 hari.
U2 adalah garis ketinggian (contour; level line; level curve) dari U = f (q1, q2), dengan demikian Ui adalah tempat kedudukan titik-titik yang memberikan tingkat kepuasan yang sama. Garis-garis ketinggian ini disebut kurva indefferen (indifference curve).
Contoh :
* Tingkat kepuasan memiliki q1 dan q2 sama dengan tingkat kepuasan memiliki : q1” dan q2”.
* Tingkat kepuasan pada titik-titik U2 lebih besar dari titik-titik U1, secara keseluruhan U4> U3 > U2>U1
Rate substitusi (the Rate of Commodity Substitution, RCS) turunan pertama dari fungsi ini
……………………………………………………..(1)
Apabila seseorang mengubah komposisi q1 dan q2 tanpa mengubah tingkat kepuasannya, maka untuk setiap indifference curve :
dU = 0 ………………………………………………………………………………………………….(2)
(1) & (2) : f1 dq1 + f2 dq2 = 0
…………………………………………………………………………………………….(3)
Persamaan (3) disebut Rate of Commodity Substitution (RCS), f1 dan f2 disebut marginal utility dari q1 dan q2.
Artinya : adalah rate dimana konsumer akan menukar Q1 dengan Q2 per unit Q1.
Harga positif untuk f1 berarti pertambahan q1 akan menambah kepuasan konsumer yang juga berarti tingkat kepuasannya akan berpindah ke tingkat curve indifference yang tinggi. Oleh karena fungsi utility adalah regular strictly guasi-concave function ketidaksamaan yang tegas (strict ineguality).
> 0
Terpenuhi untuk setiap titik pada domain.
Derivasi selanjutnya persamaan (3) menghasilkan :
…………………………….(4)
Persamaan (4) disebut tingkat perubahan slope curve indifference (rate change of the slope of the indifference curve).
- a. Maksimisasi Utilitas
Konsumer selalu berkeinginan memaksimumkan kepuasannya dengan keterbatasan penghasilannya (income). Bagaimanakah kombinasi Q1 dan Q2 yang dapat memberikan pencapaian tingkat kepuasan yang sebesar-besarnya kepada konsumer?
Apabila pendapatan konsumer terbatas dan diasumsikan bahwa seluruh penghasilan atau pendapatannya dibelanjakan maka pendapatannya mengikuti persamaan berikut :
y0 = p1 q1 + p2 q2
dimana
y0 = pendapatan
p1 = harga q1 /satuan
p2 = harga q2 /satuan
Asumsi di atas adalah benar, meskipun konsumer menabung sebagian pendapatanya, karena tabungan adalah pembelanjaan ditangguhkan.
Maka maximisasi kepuasannya dapat dirumuskan sebagai berikut :
Max U = f (q1, q2)
s.t. y0 = p1 q1 + p2 q2
= p1 ; q2 ≥ 0
Secara geometrik pemecahannya adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2. Grafik Maximasi Kepuasan Konsumen
Syarat pertama dan kedua untuk optimalitas (the first and second order conditions for optimality)
Catatan : Secara umum kondisi optimalitas dari suatu fungsi y = f (x) adalah :
Syarat pertama
Syarat kedua untuk maximum
untuk minimum
Jalan pikiran yang sama digunakan untuk memecahkan problema optimisasi fungsi utilitas. Pemecahannya dilakukan dengan menggabungkan fungsi tujuan dan fungsi pembatas menjadi fungsi Langrange, yaitu :
Dimana : adalah multiplier yang masih harus dicari harganya.
Syarat pertama :
……………………………………………….(1)
…………….…………………………………(2)…………………………………………(3)
Persamaan (1) dibagi (2) diperoleh :
……………………………………………………………………………….(4)
Dan juga dari persamaan (1) dan (2) :
………………………………………………………………………….(5)
Persamaan (4) adalah RCS, jadi adalah RCS
Persamaan (5) menunjukkan bahwa marginal utility/harga adalah sama untuk semua komoditi yaitu sebesar . Dari persamaan (5) dapat dipahami arti, yaitu ratio antara marginal utility dengan harga.
Syarat kondisi kedua : Untuk memastikan bahwa harga maximum sudah tercapai maka syarat ke-2 harus dipenuhi.
Syarat kedua :
Bordered Hessian
……………………………………………………………………(6)
………………………………………(7)
Substitusi dan dan
Diperoleh……………………………….(8)
Contoh : U = q1 q2
Dimana p1 = $2, p2 = $5 dan y0 = $100
Tentukan U*
Syarat pertama :
q1* = 25 q2* = 10
U*=25 x 10 = 250
Syarat kedua :
2 (1) (2) (5) = 20 > 0
- b. Fungsi Permintaan (Demand Function)
Maksimum U =
Didapat :
dan
Yaitu fungsi-fungsi “permintaan yang biasa” (ordinal demand function) yang sifat-sifatnya :
- permintaan tergantung pendapatan dan harga.
- Fungsi permintaan adalah homogen tingkat 0 artinya kalau pendapatan naik atau turun sebanding dengan kenaikan dan penurunan harga maka fungsi permintaan tidak berubah.
Akan didapat lagi bahwa :
Ternyata k tidak berpengaruh.
- c. Pendekatan Duality (Compensated Demand Function)
Min
s.t
artinya konsumer ingin meminimumkan pengeluarannya untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu.
Untuk
Apabila
- a. Kurva Demand
Permintaan atas
Apabila p2 dan y0 adalah tetap maka didapat hubungan antara q1 dan p1 . Apakah q1 naik kalau p1 turun ?
Secara umum kurvanya adalah :
D D kurva untuk permintaan biasa (ordinary demand)
D’D’ kurva untuk permintaan terkompensasi (compensated demand).
- b. Elastisitas Harga dan Pendapatan
“Elastisitas permintaan sendiri “ (Own elasticity demand) untuk q1 yaitu ε11 didefinisikan sebagai rate perbandingan perubahan q1 dengan harganya (p1) apabila p2 dan y0 adalah konstan.
Pembelanjaan konsumer untuk q1 adalah sebesar p1 q1
Kalau ε11 < -1 maka harga persamaan (2) adalah negatif, artinya besarnya permintaan terhadap q1 sangat tergantung kepada harga p1 . Bahan yang demikian ini disebut barang mewah dan disebut elastisitasnya tinggi.
Kalau ε11 > -1 disebut elastisitas rendah, yaitu barang kebutuhan sehari-hari. Pembelanjaan (p1 q1) terhadap q1 :
1) Bertambah kalau harga naik apabila ε11 > -1
2) Tidak berubah jika ε11 = -1
3) Menurun jika ε11 < -1
Contoh :
Hitung besarnya pembelanjaan apabila :
p1 = 6 q1 = 8
ε11 = -0,4 = 0,5
Pemecahan dapat dilakukan dengan 2 cara :
Cara -1.
= 0,6 q1
= 2,4
Kenaikan harga 0,5 menambah pembelanjaan dari 48 menjadi 50,4.
Cara-2
q1’ = 7,73
p1 ‘ = 6,5
Pembelanjaan menjadi p1’ q1’ = 50,24
Catatan : hasil perhitungan cara-1 dan cara-2 sedikit berbeda karena menggantikan dengan adalah pendekatan. Apabila p1 semakin kecil maka hasil perhitungan cara-1 dan cara-2 semakin sama.
Elastisitas cross price didefinisikan sebagai :
Hubungan dan
dan
Hubungan (1) disebut syarat agregasi counnot ( Counnot agregation condition) kalau diketahui dapat diperkirakan :
ε11 = -1 = 0
ε11 < -1 > 0
ε11 > -1 < 0
Apabila U = q1 q2
(1) dan (2)
Elastisitas pendapatan terhadap permintaan
dinamakan syarat agregasi Engel.
- c. Efek Substitusi dan Pendapatan
Persamaan Slutsky :
Persamaan diatas dapat digambarkan sebagai berikut :
Model Slutsky di atas menggambarkan hal-hal berikut :
- apabila pendapatan seseorang menurun, pada tahap awal dia selalu berusaha melakukan kompensasi, yaitu mengurangi pembeliaan q1 dan menambah pembelian q2 sehingga dia tetap dapat mencapai tingkat kepuasan (titik B) yang sama seperti sebelumnya (titik A). Untuk tujuan tersebut dia mengusahakan budget terkompensasi (compensated budget). Tetapi kemudian dia harus menyerah kepada kenyataan sehingga dia harus menurunkan tingkat kepuasan ke titik C.
- Apabila pemerintah memberi subsidi kepada suatu komoditas, kebijaksanaan tersebut akan meningkatkan kepuasan (utilitas) konsumer, seolah-olah pendapatan konsumer berada pada budget terkompensasi (sompensated budget).
Problema Ekonomi
Dosen Pengasuh:
Tuti Sarma Sinaga, ST. MT
Problema Mikro Ekonomi
1. Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan terakhir dalam perusahaan yaitu untk menyampaikan hasil produksi kepada konsumer dan selanjutnya perusahaan memperoleh hasil penjualan dari konsumer. Maju tidaknya perusahaan sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam pemasaran. Pemasaran berkaitan dengan permintaan, penawaran, harga, daya beli konsumer, kualitas produk, delivery, luas pasar, golongan konsumer, saingan dan strategi pemasaran.
2.Teknik dan Teknologi
Problema ini menyangkut pemilihan alternatif yang banyak tentang teknik produksi, lokasi pabrik, spesifikasi produk, bahan-bahan, energi dan sebagainya.
3. Organisasi & manajemen
Problema ini menyangkut struktur organisasi, manajemen dan tenaga kerja yang dibutuhkan manajemen meliputi ketenagakerjaan, gahan baku, produksi, persediaan dan pemasaran. Atau bagaimana dilakukan agar organisasi dan manajemen mempunyai kinerja yang baik.
4. Keuangan dan Ekonomi
Dari mana sumber dana untuk investasi dan modal kerja diperoleh, apakah melalui pinjaman, milik sendiri atau campuran. Sejauh mana perusahaan menghasilkan laba. Apakah tingkat perolehan laba sudah memenuhi kriteria ekonomi ?
5. Sosial Ekonomi
Sejauh mana perusahaan berpengaruh kepada masyarakat lingkungannya. Apakah kehadiran perusahaan memberi manfaat atau keuntungan (benefit) kepada lingkungannya ?
6. Dampak Lingkungan
Sejauh mana perusahaan berpengaruh kepada lingkungan hidup serta sosial budaya. Upaya apa yang dilakukan untuk meminimumkan dampak negatif perusahaan terhadap lingkungan.
Problema Makro Ekonomi
Barang apa dan dalam jumlah berapa yang diproduksi oleh unit-unit produksi yang telah ada ?
Problema ini muncul dari keterbatasan sesumber. Apabila sesumber tidak terbatas, maka problema ini tidak ada karena akan selalu dpat diproduksikan barang-barang kebutuhan manusia. Karena keterbatasan ini ekonomi harus memilih kebutuuhan mana harus dipenuhi dengan memuaskan dan kebutuhan mana yang masih tertinggal tidak terpuaskan. Muncul proiritas penggunaan sesumber sebagai hasil akhir pemilihan berbagai alternatif penggunaan sesumber.
2. Problema pemilihan teknik produksi /Bagaimana memproduksikan barang
Berbagai alternatif dijumpai dalam memproduksikan barang, misalnya bahan pakaian dapat diproduksikan dengan ATBM, ATM dan mesin tenun atomatis. Alternatif ini menyangkut pula apa yang disebut padat karya dan padat modal.
Pemilihan alternatif didasarkan kepada biaya produksi terkecil atau keuntungan penjualan terbesar dengan memperhatikan berbagai kondisi setempat
3. Problema pendistribusian produksi nasional
Bagaimaan barang-barang produksi didistribusikan ?
Problema yang menjadi semakin diperhatikan para ekonomist (sejak Adam Smith dan David Ricardo) adalah pendistribusian barang-barang diantara berbagai kelompok masyarakat. Kelihatannya pemilikan barang sebanding dengan pemilikan uang. Kelompok yang memiliki uang lebih banyak berkemampuan lebih besar untuk memiliki barang.
Di Negara kapitalis distribusi ini lebih tidak berimbang disbanding dengan di negara yang menganut sistem sosialis atau sistem campuran.
4. Problema efisiensi ekonomi atau maximisasi kesejahteraan. Apakah sesumber digunakan secara efisisen ?
Oleh karena kelangkaan sesumber, perlu difikirkan penggunaannya secara efisien. Apakah produk dan distribusi telah dilakukan secara efisien ?Apakah ketidak-efisienan dapat dihapuskan, maka pendapatan nasional akan dapat ditingkatkan.
5. Problema pendayagunaan penuh (full employment) sesumber Apakah semua sesumber yang tersedia telah digunakan sepenuhnya?
Sepintas lalu kedengarannya agak aneh kalau ditanyakan apakah sesumber yang langka itu telah dimanfaatkan sepenuhnya.
Kenyataannya masyarakat ingin memaksimumkan kepuasannya dari sesumber yang langka itu. Masyarakat tentu tidak berkeinginan bahwa sesumber yang langka itu tertinggal tanpa didayagunakan (idle). Ada beberapa pengecualian misalnya di Negara kapitalis, tenaga kerja akan dikurangi pada saat depressi.
6. Problema pertumbuhan ekonomi. Apakah kapasitas produksi dalam perekonomian berkembang ?
Sangat penting mengetahui apakah kapasitas produksi dalam semua kegiatan ekonomi berkembang atau tetap seperti sedia kala atau menyusut. Apabila kapasitas produksi berkembang berarti tingkat kehidupan (living standard) masyarakat semakin tinggi. Pertambahan kapasitas produksi disebut pertumbuhan ekonomi.
Dewasa ini analisa faktor-faktor yang menentukan atau mempengaruhi pertumbuhan itu semakin menjadi perhatian para ekonomist. Berbagai teori dan model disuguhkan para ahli menyangkut pertumbuhan ekonomi di negara maju dan di negara sedang berkembang.
Hakekat Hukum-Hukum Ekonomi
– Bagaimana seseorang harus berperan atau berbuat sebagai seorang produser atau konsumer
– Bagaimana system ekonomi bekerja dan beroperasi baik dalam system mikro maupun makro.
– Hukum Permintaan, Hukum Penurunan Utilitas Margin, Hukum Kamanfaatan Perbandingan dll