Arsip Penulis

Strategi Teknologi

Tujuan suatu perusahaan bisnis : Mendapatkan keuntungan, menghasilkan produk berkwalitas dan dapat  survive di dalam persaingan pasar

 

Sasaran yang diharapkan :

  1.  Meningkatkan  kualitas produk
  2. Menurunkan biaya produksi
  3. Menentukan kekuatan  perusahaan di masa yang akan datang
  4. Menjamin perusahaan dapat mengikuti perkembangan    teknologi di masa yad, serta menentukan keberhasilan dalam pengembangan produk atau kemampuan untuk memanfaatkan peluang bisnis di masa yang akan datang.

Ada lima faktor determinan yang perlu diperhatikan dalam pembangunan sains dan teknologi yang mendukung perekonomian (Lall, 1998), yakni :

    (1) sistem insentif

    (2) kualitas sumber daya manusia

    (3) informasi teknologi dan pelayanan pendukung

    (4) dana

    (5) kebijakan sains dan teknologi sendiri.

 
Perencanaan strategis adalah sebuah proses yang berlangsung dimana perusahaan mengembangkan sebuah strategi yang konsisten dengan lingkungannya ( contohnya, industri dan lingkungan kompetitif), sumber daya, nilai managerial, dan organisasi
 

Konsep Perencanaan Strategis

  • •Secara Umum : Strategi perusahaan adalah kegiatan yang terkait dengan penetapan tujuan, target produk serta pasarnya dan keunggulan bersaing yang akan diterapkan.
  • •Dalam perencanaan strategis : formulasi strategi harus mempertimbangkan factor eksternal (lingkungan : berupa peluang dan ancaman )  dan internal (kekuatan dan kelemahan)

Leave a comment »

BIAYA

Defenisi

Biaya adalah semua pengorbanan (sacrifice) yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Biasanya biaya dinyatakan dalam bentuk satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dengan satuan lain seperti : hari kerja orang (manday), kg.m dan sebagainya.

Tujuan Perusahaan : Mendapatkan Laba (Profit)

Laba = Pendapatan – Biaya

Tiga Sasaran yang dikaitkan dengan pendirian suatu perusahaan :

nSasaran-1, yaitu memiliki satu unit perusahaan yang sudah siap beroperasi komersial. Tahap pencapaian sasaran-1 ini disebut tahap proyek. Semua pengorbanan pada tahap ini disebut biaya proyek.
nSasaran-2, yaitu memperoleh hasil produksi yang sudah siap dipasarkan. Tahap ini disebut tahap produksi atau tahap operasi komersial. Semua pengorbanan pada tahap ini disebut biaya produksi.
nSasaran-3, yaitu menerima hasil penjualan produk dari konsumer. Tahap ini disebut pemasaran. Semua pengorbanan untuk pencapaian sasaran disebut biaya pemasaran.
Penerimaan Dan Pengeluaran

Penerimaan dan pengeluaran menyangkut aliran uang tunai (cash flow) dalam keuangan (KAS) perusahaan.

Penerimaan adalah uang tunai yang masuk ke kas perusahaan, baik berasal dari penjualan atau pun bukan penjualan.

Penerimaan yang bukan penjualan :

-Penerimaan atas pembayaran pinjaman karyawan
-Penerimaan atas setoran modal dll

Pengeluaran adalah uang tunai yang dikeluarkan, baik yang merupakan biaya maupun yang bukan biaya.

Pengeluaran yang bukan biaya :

-Pemberian pinjaman
– Pembagian deviden dll
Hubungan Biaya Dan Pengeluaran

nOleh karena pengertian pengeluaran hanya menyangkut aliran uang keluar dan masuk ke KAS, maka tidak semua biaya merupakan pengeluaran dan tidak semua pengeluaran merupakan biaya.
nCara termudah untuk mengetahui apakah suatu pengeluaran merupakan biaya adalahdengan berpedoman pada defenisi. Apabila suatu pengeluaran adalah pengorbanan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan maka pengeluaran tersebut adalah biaya. Sebaliknya, pengeluaran yang dialakukan setelah tujuan tercapai bukanlah biaya.

Contoh :

n
nBiaya produksi yang bukan pengeluaran : depresiasi dan amortisasi
npengeluaran bukan biaya produksi  : pajak penghasilan (PPh), biaya kunjungan/peninjauan tamu ke pabrik/perusahaan, sumbangan, bonus, pensiun, pesangon dan sebahgainya yang tidak terkait dengan kegiatan produksi.
nPengeluaran yang juga merupakan biaya produksi adalah upah, gaji, pembelian bahan, asuransi, PBB, perawatan, biaya energi, biaya-biaya umum, sewa-sewa dan bunga pinjaman.

Biaya suatu tahap bukanlah merupakan biaya

pada tahap lainnya. Misalnya investasi bukan biaya produksi . Investasi diwakili oleh depresiasi dan amortisasi dalam biaya produksi dan investasi untuk pemasaran diwakili oleh depresiasi dan amortisasi dalam biaya pemasaran.

Leave a comment »

MANAJEMEN TEKNOLOGI

  1. Tentukan posisi bersaing teknologi

Analisis ini untuk menentukan rank teknologi sebagai masukan dalam kerangka pengambilan keputusan

Tujuan untuk mengetahui kerangka kompetensi teknologi dari organisasi relatif terhadap lingkungan eksternalnya

Tujuan :

Memberikan bekal kepada mahasiswa untuk memahami tentang faktor kompetitif manufaktur dan jasa dalam perdagangan bebas, perkembangan dan inovasi teknologi, integrasi rencana teknologi dan bisnis, konsep teknologi dan technology cycle.

Referensi:

  1. Management of Technology; The Key to Competitiveness, Tarek Kalil
  2. Hand Book Of Technology Management, Gerard H”Gus” Gaynor.
  3. Nazaruddin Matondang, “Manajemen Teknologi”, Graha Ilmu

Dosen : Ny. Tuti Sarma Sinaga, ST. MT.

Materi :

  1. Pengantar (Introduction)
  2. Komponen Teknologi
  3. Pemilihan Teknologi
  4. Adopsi Teknologi
  5. Implementasi Teknologi
  6. Inovasi Teknologi
  7. Penilaian Kecanggihan Teknologi
  8. Strategi Teknologi dan Bisnis
  9. Perencanaan Teknologi

Introduction

1. Defenisi Management Of Technogy (MoT)

TEKHNOLOGIA (Greek)

– Techné = art or skill

– Logos = science or study

Manajemen :

–      Merupakan proses perencanaan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian

–      berkaitan dengan tingkat kreatifitas, kepemimpinan, pengambilan resiko dan konsern terhadap performance (kinerja) di masa yang akan datang

–      tidak sama dengan kegiatan administrasi

Teknologi:

–      Ada tiga pengertian yang bisa digunakan untuk memahami teknologi :

  • Technology is means for accomplishing a task – semua hal yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang/jasa
  • Technology includes the knowledge and recources that are required to achieve an objective
  • Technology is the body of scientific and engineering knowledge which can be applied in the design of product/process or in the search for new knowledge.

–      Dapat berupa Tools, physichal manifestation, knowledge, applied science atau pun Academic Dicipline

–      Berkaitan sekaligus berbeda dengan ilmu pengetahuan

Manajemen as a Technology :

– Dapat dijelaskan sebagai proses pengintegrasian recources dengan infrastruktur pada suatu unit bisnis untuk pencapaian tujuan, sasaran, strategi dan operasional secara penuh

Manajemen Teknologi :

Adalah merupakan suatu disiplin ilmu yang menjembatani bidang engineering dan science dengan bidang manajemen yang ditujukan untuk perencanaan, pengembangan dan implementasi teknologi dalam rangka pencapaian sasaran strategis dan operasional suatu organisasi

2. Elemen dari Model MOT system :

ð  Resources, yaitu beberapa kategori yang dipertimbangkan dalam bisnis, baik dari dalam maupun dari luar lingkungan organisasi

ð  Infrastuktur, yaitu hal penting dalam mendukung utilization and  viability of recources

ð  Aktifitas, yaitu kegiatan yang dilakukan dalam pencapaian tujuan perusahaan dan dipengaruhi oleh resources dan infrastructure yang ada.

3. Siklus MOT System

ð  Pemilihan Teknologi

ð  Transfer dan Adaptasi Teknologi

ð  Implementasi Teknologi

ð  Pengembangan Teknologi

Siklus dari MOT system tersebut adalah :

. Scope dari MOT System

Lingkup manajemen teknologi dapat dipandang sebagai proses manajemen. Perencanaan teknologi dilakukan untuk mengurangi resiko dari kompleksitas dan ketidakpastian. Pengembangan organisasi perlu  dilakukan untuk melihat peluang pemanfaatan. Sedangkan penciptaan teknologi dilakukan untuk dapat menangkap peluang lebih baik dari orang lain. Cara penilaian teknologi perlu dikembangkan untuk menilai kemajuan teknologi yang telah dicapai organisasi dalam mengembangkan teknologi.

(Tugas : Cari skema ruang lingkup Manajemen Teknologi)

5. Tujuan Penerapan Manajemen Teknologi

Tujuan dari penerapan MOT adalah menciptakan dan/atau menambah nilai bagi perusahaan melalui teknologi, baik yang diciptakan sendiri maupun yang diperoleh dari luar. Penciptaan/peningkatan nilai dapat dilakukan dalam berupa penciptaan bisnis, penciptaan/perbaikan produk dan jasa atau penciptaan/perbaikan proses.

6. Fungsi dari Manajemen Teknologi

7. Dampak Penerapan Manajemen Teknologi

Penerapan MOT dapat berdampak bagi seluruh elemen organisasi seperti :

–      Strategic planning                            – Quality and Productivity

–      Research and Development              – Product design

–      Manufacturing Engineering             – Human Resource Management

–      Marketing and Sales

–      Accounting anda Financial Management

8. Satuan analisis Manajemen Teknologi

  1. Manajemen Teknologi tingkat Nasional (level makro)

Mis : penerapan teknologi yang berkontribusi pada kebijakan publik

  1. Manajemen Teknologi tingkat Sektor Ekonomi

Mis : penerapan teknologi yang berkontribusi pada kebijakan ekonomi

  1. Manajemen Teknologi tingkat perusahaan/organisasi (level mikro)

Mis : penerapan teknologi yang berkontribusi pada penciptaan dan kesinambungan kompetitif perusahaan

  1. Manajemen Teknologi tingkat individu

Mis : penerapan teknologi yang berkontribusi pada peningkatan nilai seseorang di masyarakat

Komponen Teknologi dan Hubungannya Dengan MOT

1. Pengertian Teknologi, Ilmuwan vs Teknolog, dan Sifat Teknologi

Teknologi adalah seluruh pengetahuan, produk, proses, peralatan, metode dan sistem yang digunakan untuk menciptakan barang atau jasa

Ilmuwan adalah orang yang mempunyai ilmu pengetahuan. Ilmuwan memiliki cita-cita selalu meningkatkan atau menyempurnakan ilmunya

Teknolog adalah orang yang memiliki jiwa inovatif untuk menemukan  produk atau jasa serta proses yang baru sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pengguna produk jasa.  Cita-cita seorang teknolog adalah meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup umat manusia.

Sifat teknologi :

–      ilmu pengetahuan dan percobaan adalah prasyarat untuk tumbuh dan berkembangnya teknologi. Teknologi akan semakin berkembang apabila telah terpakai/terbagi

–      Teknologi dapat berwujud maya (kompentensi pengetahuan yang melekat /facit knowledge) oleh sistem dan organisasi. Teknologi dibutuhkan sebagai perangkat/instrument pewujud dan pelipatganda potensi insani

–      Teknologi tidak memberikan nilai guna jika tidak diterapkan

–      Sebagai salah satu elemen perusahaan, teknologi dapat ditemukan, dikembangkan, dibeli, dijual, dicuri dan menjadi kadaluarsa

–      Pandangan positif yang menganggap bahwa teknologi  untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat atau meningkatkan kualitas hidup manusia.

2. Komponen Teknologi

Pandangan umum :

–      Hardware

–      Software

–      Brainware

Zeleny :

–  Hardware

–  Software

–  Brainware

–  Know-how

Technology Atlast Project

–      Technoware (perangkat keras) : fasilitas rekayasa, seperti tools, equipment, machine dll.

–      Orgaware (organisasi) : mencakup praktek manajemen yang diterapkan seperti management practices, lingkages dan organizational arrangements.

–      Infoware (informasi) : berkaitan dengan proses, prosedur, teknik dan metode, teori, spesifikasi dan keterkaitannya dalam organisasi

–      Humanware (sdm) : merupakan kemampuan insani berupa knowledge, skills, wisdom, kreatifitas dan pengalaman.

3. Klasifikasi Teknologi

ð  New Technology : Teknologi yang baru diperkenalkan atau dikembangkan yang memberi dampak nyata terhadap cara perusahaan untuk memproduksi suatu barang.

ð  Emerging Technology : teknologi yang belum sepenuhnya dikomersialisasikan, seperti teknik genetika, kloning, clever house dll. Emerging technologi ditujukan untuk menciptakan industri baru.

ð  High technology : merupakan teknologi canggih (sophisticated  technology) dan biasanya digunakan oleh industri yang memiliki karakteristik tertentu.

ð  Low technology : merupakan teknologi yang banyak menyerap tenaga kerja manusia (padat karya)

ð  Medium technology : industri yang berada diantara high technology dengan low technology

ð  Approriate Technology : istilah ini digunakan untuk mengindikasikan penerapan teknologi yang tepat bagi sumber daya dan pemanfaatannya yang optimal

4. Technology Management Flow Process

Manajemen Teknologi Sebagai New Emerging Discipline

Manajemen teknologi adalah suatu ilmu pengetahuan baru yang menjelaskan :

–  Bagaimana mengatur komponen teknologi dalam siklus daur hidup produk

–  Bagaimana proses permodalan atas proses teknologi untuk mendapatkan competitive advantage

–  Bagaimana hubungan antara teknologi produk dan teknologi proses

Tahapan-tahapan yang harus dilakukan pada gambar flow process  penerapan manajemen teknologi berikut menunjukkan bagaimana penerapan manajemen teknologi  dalam merespon tantangan bisnis. Model ini menunjukkan  bahwa penerapan manajemen teknologi ini dimulai dari indentifikasi kebutuhan teknologi hingga ke tahapan penerapan strategi bisnis dalam pencapaian keuntungan organisasi.

5. Technology Cycle

Berikut ini adalah siklus teknologi yang diusulkan oleh David J. Summanth, yang merupakan pendekatan sistem keseluruhan untuk manajemen teknologi di suatu organisasi atau perusahaan. Beliau beranggapan bahwa keputusan teknologi tidak keputusan sekejap, tapi merupakan suatu proses yang kontiniu, dimana ada lima tahapan yang harus dilalui dalam proses tersebut.

Teori Perubahan Masyarakat

Masyarakat tradisional, persiapan lepas landas, lepas landas, dorongan kearah kedewasaan, konsumsi masa tinggi (Rostow).

Berkembang, lepas landas, industri, post-industri (Farmer, 1969).

Masyarakat pertanian, masyarakat industri, masyarakat informasi (Toffler)

Pemilihan Teknologi

Teknologi merupakan faktor yang dominan dalam bisnis dan kehidupan manusia. Kemajuan teknologi yang berkembang pesat, memunculkan istilah ”Determinisme Technology” (Teknologi yang mengatur kehidupan manusia/pekerjaan ditentukan oleh teknologi).

Dalam pemilihan teknologi, manusia dituntut untuk menjadi Manajer Teknologi (bukan Pemakai Teknologi), dengan melakukan pemilihan teknologi tertentu dan menolak teknologi lainnya dan mempertimbangkan  pengaruh teknologi terhadap manusia dan lingkungan

Pengaruh Pemilihan Teknologi :

–      Desain pekerjaan

–      Produktifitas

–      efisiensi

–      Kualitas produk

Pemilihan Teknologi  dan desain pekerjaan sebaiknya dilakukan serentak untuk menghasilkan desain yang sosioteknis, dimana sistem sosial dan sistem teknis operasi  pabrik dioptimumkan secara bersama-sama. Hasilnya bukan hanya sistem operasi yang hemat biaya tetapi juga mempertimbangkan nilai-nilai manusia dan sosial. Selain Pekerjaan, pemilihan teknologi juga mempengaruhi produktifitas (substitusi tenaga kerja) dan kualitas (keluaran yang lebih seragam)

1. Teknologi dan Manajer

Pertanyaan penting yang harus dijawab oleh MANAJER tentang Teknologi

Pola umum yang dilakukan manusia dalam memilih teknologi adalah hanya melihat karakteristik penampilan teknologi tersebut, bukan rincian rekayasa atau spesifikasi teknis dari teknologi.

Misal :

Dalam Membeli TV Berwarna, maka pilihan diambil berdasarkan :

–      Kejelasan gambar

–      Pemakaian energi

–      Ukuran layar

–      Harga dll

Sementara karakteristik rekayasa tv tersebut seperti :

–      Jumlah frekuensi gelombang yang digunakan

–      voltase

–      jenis bahan dll

Pada dasarnya pemilihan teknologi sangat menuntuk perhatian MANAJERIAL. Teknologi adalah satu komponen  keputusan yang melibatkan ilmu ekonomi, strategi, produk dan aspek tanggungjawab manajemen. Oleh sebab itu manajer diharapkan mengerti tentang teknologi guna memungkinkannya bisa memadukan pengetahuan teknis dengan faktor manajemen yang terlibat.

Contoh :

Seorang salesman menawarkan sebuah truck dengan kapasitas 3 ton untuk mengangkut buah sawit dengan harga Rp.300 juta. Truck ini menggunakan bahan bakar jenis solar, dan memiliki kecepatan maksimal 200 km/jam. Mobil ini keluaran terbaru dari sebuah perusahaan automotif terkenal. Dalam pengoperasiannya, dibutuhkan waktu set up yang lebih lama apabila truck tersebut akan digunakan untuk mengangkut barang pada jalan datar dibandingkan dengan jalan menanjak. Jika anda seorang manajer perkebunan, yang memiliki perkebunan sawit dengan kondisi berbukit-bukit, apakah anda akan membeli truck tersebut?

2.  Teknologi dan Masyarakat

Pada dasarnya Teknologi tidak pernah netral terhadap Masyarakat dan Angkatan Kerja.

Manusia semakin kuatir terhadap pengaruh teknologi terhadap masyarakat, karena teknologi modren telah melangkah terlalu jauh  dalam arti efisiensi dan mekanisasi, serta cenderung mengorbankan  nilai-nilai kemanusian dan lingkungan.

Para sosiolog dan ekonom telah mempertimbangkan ”teknologi yangtepat” atau ” Gagasan yang Small is Beautiful”.

  • Schumacher (dalam buku Small is Beautiful), menunjukkan bahwa perekonomian tidak mempertimbangkan dengan tepat biaya penghabisan sumber daya alam yang tidak bisa diganti. Input dianggap sebagai barang bebas, yang dipertimbangkan hanya biaya yang dikeluarkan untuk mengambilnya dari bumi. Biaya polusi dan ketidakpuasan manusia dengan pekerjaan tidak diperhitungkan didalam perekonomian.
  • Wakefield dan Stafford (1977)  menggambarkan teknologi yang tepat adalah bauran teknologi tinggi, menengah dan rendah yang sepadan dengan kebutuhan lingkungan dan manusia setempat.

1. Pabrik Masa Depan

Konsepnya : Pabrik Masa Depan akan menggunakan robotic/tanpa manusia

Inti Pabrik Masa Depan : menggunakan sistem otomasi (terkomputerisasi)

2. Kantor dan Jasa Masa Depan

Konsepnya : sama dengan pabrik masa depan yaitu integrasi  fungsi. Departemen dan fungsi yang terpisah  dihubungkan dengan sarana komputer.

a. Teknologi kantor

Perubahan besar tidak hanya terjadi pada bisnis manufaktur, tapi juga untuk kantor dan jasa juga mengalami perubahan besar.

Perubahan terbesar setelah ditemukannya komputer pribadi (PC) dan LAN, seperti dalam hal :

  1. Menangani pesanan (messages)
  2. Mengetik ulang kertas kerja
  3. Mengkopi bahan cetakan
  4. Menyusun berkas-berkas
  5. Mengikuti tender

b. Industri Jasa

Theodor Levit (1972) : Pendekatan lini produksi terhadap jasa

Dilakukan pembakuan pelayanan jasa dengan cara efisien dan menyenangkan. Fasilitas jasa dirancang sedemikian rupa sehingga kesalahan diminimumkan. Berbagai tahap pelayanan jasa diotomasikan, biaya berkurang dan pembakuan tercapai.

Contoh :

Restoran Mc.Donald membuat takaran khusus untuk kentang goreng

Semua input makanan diekstensifikasikan  secara cermat untuk menjamin konsistensi

Prosedur membersihkan restoran distandarisasikan.

Bertujuan untuk pembakuan jasa dan pengendalian pelayanan secara efisien.

Masalah manajemen teknologi di negara berkembang antara lain :

  1. Pasar yang sangat terbatas sehingga  ada daerah yang kecil untuk operasi berskala besar
  2. Kebanyakan negara berkembang menjadikan industri sebagai  alat untuk menampung tenaga kerja, sehingga tidak menghiraukan teknologi berbasis otomasi
  3. Sebahagian negara berkembang masih berada pada teknologi primer (rendah)

Adopsi Teknologi

Skema sistem produksi dapat dilihat pada gambar berikut :

Sistem produksi melibatkan komponen struktural dan fungsional

Komponen struktural terdiri dari :

Material

Modal

Tenaga kerja

Energi

Informasi dsb

Komponen fungsional terdiri dari :

Supervisi

Perencanaan

Pengendalian

Koordinasi

Kepemimpinan.

Terdapat dua area utama dari lingkungan yang bermanfaat untuk dipertimbangkan dalam analis sistem produksi, yaitu :

  1. Kondisi Ekonomi (Economics Condition)

Kondisi ekonomi akan sangat mempengaruhi biaya dari input dan nilai output yang dipasarkan. Analisis terhadap prilaku sistem produksi biasanya dilakukan pada kondisi ekonomi yang konstan pada kurun waktu tertentu, sehingga apabila terjadi perubahan kondisi ekonomi, maka analisis terhadap prilaku sistem produksi harus dilakukan kembali.

  1. Keadaan Teknologi (State of Technologi)

Keadaan teknologi juga sangat mempengaruhi prilaku system produksi, dimana apabila keadaan  teknologi berubah akan merubah proses dan meningkatkan  produk rata-rata (average product) dari input yang digunakan dalam system produksi, sehingga produktifitas parsial dari input maupun produktifitas total dari system akan meningkat.

Kebutuhan Adopsi Teknologi

Alasan utama perlunya Adopsi teknologi :

  1. Tuntutan Kualitas

Pengertian kualitas (ISO 9000) adalah ukuran tingkat unjuk kerja dan karakteristik produk barang/jasa untuk memenuhi fungsinya saat digunakan.

Kualitas merupakan ukuran kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan konsumen (fitness to purpose). Proses peningkatan kualitas sesuai yang diharapkan konsumen dapat dilakukan dengan perbaikan  metode, teknologi proses, organisasi, fasilitas pendukung dan lain sebagainya.

  1. Perkembangan produk/proses baru

Setiap produk pasti memiliki daur hidup (Product life cycle).

Tahapan yang dilalui dalam PLC dapat dilihat pada gambar berikut :

Rata-rata setiap produk dapat bertahan selama 10 s/d 12 tahun dalam perkembangan PLC

  1. Kompetisi global

Tahun 1990 merupakan dekade awal dimana perusahaan-perusahaan dunia harus mulai berpikir secara global, karena waktu dan jarak semakin tidak berarti akibat pertumbuhan yang cepat di bidang komunikasi, transportasi dan transaksi keuangan.

Pada kondisi seperti sekarang ini, produk-produk yang dihasilkan suatu negara tertentu memiliki pasar yang cukup potensial di negara-negara lain. Misal produk makanan fast food Mc Donald, produk fashion merk Pierre Cardin, mobil merk jaguar dll. Pada dekade ini, muncul suatu pemukiman global.

Cara mengadopsi teknologi baru untuk produk baru antara lain adalah :

–      Mendapatkan teknologi dari sumber asing melalui akuisisi atau joint venture

–      Lisensi dari lembaga R & D

–      Aliansi dengan laboratorium nasional, lembaga R&D atau dengan perguruan tinggi teknik

–      Aktifitas in house di perusahaan itu sendiri

–      Science park (pusat teknologi yang menyediakan tempat untuk riset komersial

–      Investasi modal ventura untuk pengembangan produk

–      Alih teknologi dengan melibatkan ekspatriat

Evaluasi Dalam Adopsi Teknologi

Sebelum suatu organisasi mengimplementasikan suatu teknologi maka organisasi tersebut perlu untuk melakukan  environmental audit secara eksplisit akan mempertimbangkan  faktor eksternal maupun internal. Audit ini diperlukan untuk mengetahui posisi dari organisasi tersebut saat ini sehingga kelak dapat diformulasikan apa yang diinginkan kelak.

Faktor internal antara lain :

  • Strategi perusahaan : apakah akuisisi teknologi baru akan membantu pencapaian strategi
  • Proses produksi : Fleksibilitas, lead time, mutu produk, biaya tenaga kerja, flow process dan material handling
  • Sumber Daya Manusia : budaya perusahaan, sikap manajemen, sikap pekerja dan sarikat pekerja
  • Keuangan : evaluasi biaya dan manfaat, alokasi dana
  • Marketing : strategi produk, jumlah produk, saluran distribusi, harga
  • Informasi : Desentralisasi, sentraliasasi, integrasi

Faktor eksternal :

  • Konsumen : konsentrasi, kebutuhan, kekuatan dan ketergantungan
  • Pesaing : Ancaman pesaing baru, keunggulan pesaing, lingkungan persaingan dan produk subsitusi
  • Pemasok : Konsentrasi, kekuatan dan ketergantungan, hubungan
  • Pemerintah : bantuan/hibah, peraturan dan regulasi, insentif pajak

Untuk menilai faktor-faktor tersebut, ada 6 (enam) pertanyaan dasar yang dapat dijadikan pedoman yaitu :

  • Mengapa harus mengadopsi teknologi (Why)?
  • Apa teknologi yang dibutuhkan (What)?
  • Apakah mengembangkan (develop) atau akuisisi (aquitition) teknologi yang akan dilakukan (whether)?
  • Kapan adopsi akan dilakukan (When)?
  • Dimana teknologi akan diinstal (Where) ?
  • Bagaimana teknologi diperkenalkan (How)?

Tahapan Dalam Adopsi Teknologi :

  • Inisiasi dan Perencanaan Strategis
  1. Formulasi prioritas bidang bisnis
  2. Komitmen dari pihak manajemen
  3. Feasibility studi bidang bisnis
  • Studi Kelayakan dan Justifikasi

Pengkajian karakteristik dari teknologi yang tersedia

  • Seleksi dan pengembangan
  1. Penyusunan jadwal
  2. Penyusunan spesifikasi teknis
  3. Mengkaji pemasok potensial
  4. Pemilihan pemasok yang baik
  • Implementasi
  1. Tahapan transisi/perubahan
  2. Mekanisme dan prosedur instalasi
  3. Pelatihan dan pengintegrasian
  • Pasca implementasi
  1. Penyegaran berkesinambungan (continius upgrading)
  2. Usaha mempermudah perubahan (easy transition)

Beberapa alasan mengapa lebih baik memilih akuisisi merek :

  1. Cara cepat dan aman untuk menjaga pertumbuhan, keuntungan dan harga saham (untuk perusahaan multinasional)
  2. Tidak repot membangun merk dari awal yang belum tentu berhasil
  3. Memangkas waktu dan biaya belajar dalam memasuki industri baru
  4. Hasil lebih pasti dan aman daripada membangun merk sendiri dari awal
  5. Pasar dan media promosi makin tersegmentasi, sehingga peluncuran merk yang betul-betul baru  dari nol semakin rumit dengan peluang sukses semakin tipis.
  6. Persaingan pasar sudah semakin ketat sehingga peluang sukses merk baru semakin sulit
  7. Lebih efisien dan lebih murah, walaupun pada tahap awal lebih mahal (misalnya ketika pembelian dilakukan)

Alasan menjual merk antara  lain :

  1. Tak sanggup mengembangkan bisnis lebih lanjut
  2. tidak ada generasi penerus yang akan mengelola merk di masa yang akan datang
  3. Membutuhkan modal untuk bisnis baru
  4. Ingin fokus pada merk lain yang menjadi bisnis inti
  5. Ingin berpindah ke bisnis lain
  6. Ingin pensiun dari dinamika bisnis.

Implementasi Teknologi Baru

Prinsip dasar :

  • Jika suatu organisasi bisnis telah mampu menentukan kebutuhan  teknologi baru, berarti perusahaan tersebut telah mampu memenangkan setengah persaingan
  • Untuk mendapatkan manfaat penuh dari suatu teknologi baru, maka perusahaan harus mengimplementasikannya ke dalam sistem yang sedang berjalan (existing system)

Permasalahan yang muncul pada periode PRA IMPLEMENTASI

  1. Membuat Keselarasan Tujuan
    1. Keputusan untuk menggunakan teknologi baru tidak dilakukan dalam ruang hampa, keputusan tersebut dibuat untuk mendapatkan tujuan-tujuan tertentu, sehingga perlu menyelaraskan tujuan tersebut kepada setiap komponen perusahaan.

Contoh : Pendapat yang menganggap manusia bersifat given (mudah beradabtasi pada lingkungan baru ) adalah salah .

  1. Komitmen manajemen, dukungan keuangan dan tersedianya tenaga ahli sudah cukup memadai dalam mengadopsi teknologi baru secara teknis, namun belum menjamin terjadinya optimasi yang strategis.
  1. Memilih Kampiun Proyek

Keberhasilan impelementasi teknologi baru sering membutuhkan kampiun proyek yang mampu dan bersedia untuk mengambil resiko yang mungkin timbul akibat penggunaan teknologi baru. Biasanya kampiun proyek ini adalah manajer yang sudah cukup senior dan memiliki kedudukan yang cukup berpengaruh serta mampu mempengaruhi bawahannya.

  1. Rencana Pelaksana
    1. Sangat penting untuk memahami situasi yang sedang dihadapi sebelum mencoba untuk mengimplementasikan teknologi baru. (Jangan terbawa isu).
    2. Proses untuk memperkenalkan teknologi baru perlu rencana praktis yang memberikan perhatian yang benar pada kebutuhan karyawan.

Langkah yang dapat diambil dalam tahap ini :

  • Identifikasi  kelompok sasaran (target group) yang akan menggunakan teknologi baru
  • Tentukan dan analisis resistensi yang muncul akibat perubahan teknologi
  • Perkiraan kemampuan aktual yang dapat berubah akibat teknologi baru
  • Tentukan kapasitas dan sumber daya yang mendukung perubahan.
  • Tentukan prioritas perubahan ( dengan metode AHP/TQM/Pareto)
  • Tentukan departemen, seksi dan perorangan yang terlibat perubahan
  • Tentukan ruang lingkup perubahan
  • Susun rencana perubahan menyangkut metoda, waktu, keterlibatan karyawan, tanggung jawab, komunikasi dll.

Skema Pengaruh Perubahan Teknologi di Perusahaan :

Faktor Non Teknis Yang Mempengaruhi IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BARU

  1. Strategi SDM (merupakan asset perusahaan)

Penerapan teknologi baru memerlukan praktek Manajemen SDM yang juga baru.

Pendekatan tradisional : MSDM didasari pengawasan & pengendalian

Pendekatan komitmen : Berusaha memadukan kebutuhan karyawan dan penerapan teknologi dalam suatu sistem sosio-teknikal

  1. Budaya Organisasi

Budaya organisasi mencakup kepercayaan (belief) dan nilai (values) yang dianut tenaga kerja di dalam organisasi. Budaya organisasi merupakan perangkat lunak dari struktur organisasi, yang dapat ditumbuhkan melalui sistem komunikasi, pelatihan dan hubungan tenaga kerja manajemen. Budaya organisasi merupakan alat untuk memperlancar penerapan teknologi baru

Misal :

Jika suatu perusahaan ingin menerapkan teknologi baru pada proses monitoring dan pengendalian kualitas dengan sukses, maka syarat utamanya adalah : harus ada jaminan dari seluruh karyawan bahwa KUALITAS menjadi prioritas  dan sebagai bagian dari TUGASnya.

Pengelolaan Perubahan Teknologi :

  1. Resistensi  Terhadap Perubahan :
    1. Resistensi Karyawan

Karyawan akan terpengaruh secara psikologi akibat perubahan desain pekerjaan, interaksi bahkan mungkin akibat terjadinya PHK yang diakibatkan penerapan teknologi baru di perusahaan. Implikasi yang timbul dapat bersifat positif ataupun negatif (tergantung dengan presepsi, realita dan pemahaman terhadap ketidakpastian)

  1. Resistetensi Manajemen Madya

Penerapan teknologi baru bisa saja mengakibatkan kebutuhan akan struktur organisasi yang semakin ramping/pipih sehingga  membutuhkan sedikit saja  jabatan manajer madya atau penyelia. Dalam menghadapi perubahan ini, reaksi manajer yang muncul akan bersifat mendukung atau menolak, tergantung kepribadian manajer tersebut.

  • Manajer berkepribadian promotor

–  participant (menyadari tanggung jawab terhadap keberhasilan  penerapan teknologi baru)

–  mover (berusaha menyingkirkan rintangan yang dihadapi)

–  shaker (selalu melihat peluang dan merealisasikannya)

  • Manajer berkepribadian inhibitor

–  Spectator (cepat puas dan tidak tertarik dengan teknologi baru)

–  Protector (sangat memperhatikan kepentingan pribadi dan kemungkinan resiko kerugian yang dialami)

–  Doubter (tidak yakin dengan kemampuan teknologi baru)

–  Worrier( cemas oleh perangkat keras dan kurang memahami perangkat lunak teknologi baru)

–  Switcher (suka mendelegasikan tanggung jawab kepada orang lain)

  1. Strategi Perubahan

Perusahaan perlu menerapkan strategi perubahan yang tepat untuk mengendalikan tekanan ekternal dan internal yang menyebabkan  perusahaan perlu melakukan penerapan teknologi baru sehingga diperoleh kondisi yang optimal.

Tekanan eksternal : product life cylce, globalisasi, produktifitas dsb

Tekanan internal : resistensi atas perubahan dari pihak tertentu (karyawan)

  1. Pengelolaan Perubahan

Pengelolaan perubahan perlu dilakukan dengan baik, metode yang digunakan sangat bergantung pada  tujuan dan hasil yang diharapkan.

  1. Gaya Manajemen yang Selaras

Implementasi teknologi baru berhasil jika dikelola dengan gaya manajemen yang selaras.

ð  Mampu merumuskan tujuan secara jelas dan komunikatif

ð  Mampu mengurangi ketidakpastian

ð  Berusaha menciptakan sistem ganjaran yang mendorong fleksibilitas dan inovasi

ð  Merangsang iklim dan orientasi pemecahan permasalahan

ð  Memiliki komitmen yang kuat dalam pengembangan SDM

ð  Berupaya menciptakan iklim saling mempercayai dan menghargai keterbukaan

Penyebab Kegagalan Implementasi Teknologi Baru :

Incompentence ( kekurangan pengetahuan dan keahlian atas kedalaman persoalan)

Narrow Vision (Cepat merasa puas  atas apa yang telah didapat)

Short Term Control (Kurang memiliki toleransi terhadap kritik)

No Big Picture (Kurang perhatian terhadap detail)

Ommision Error (Kekurangan  Informasi)

Ignorance of External Enviroment (Kurang Mengendalikan Informasi)

Implementasi teknologi lebih mungkin berhasil apabila teknologi organisasi dan sdm-nya didesain untuk complement dan integrated satu sama lainnya.

Strategi Teknologi

Tujuan suatu perusahaan bisnis : Mendapatkan keuntungan, menghasilkan produk berkwalitas dan dapat survive di dalam persaingan pasar

Sasaran yang diharapkan :

– Meningkatkan  kualitas produk

– Menurunkan biaya produksi

– Menentukan kekuatan  perusahaan di masa yang akan datang

– Menjamin perusahaan dapat mengikuti perkembangan teknologi di masa yad, serta menentukan keberhasilan dalam pengembangan produk atau kemampuan untuk memanfaatkan peluang bisnis di masa yang akan datang.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, perlu STRATEGI.

Konsep Perencanaan Strategis

Secara Umum : Strategi perusahaan adalah kegiatan yang terkait dengan penetapan tujuan, target produk serta pasarnya dan keunggulan bersaing yang akan diterapkan.

Dalam perencanaan strategis : formulasi strategi harus mempertimbangkan factor eksternal (lingkungan : berupa peluang dan ancaman )  dan internal (kekuatan dan kelemahan)

Tingkatan Strategi dalam perusahaan :

Formulasi dan Implementasi Strategi :

(dengan Pendekatan produk-proses yang diajukan Hayes dan Wheelwrigth)

Dengan menggunakan pendekatan ini, perusahaan dapat mengindentifikasi posisi strategis dari setiap unit usahanya dan menentukan kombinasi produk-proses, sehingga dapat memilih proses dan teknologi yang tepat.

Strategi untuk berkembang dalam persaingan pasar industri untuk kategori produk dan pasar dapat dilihat pada matriks berikut :

Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam Formulasi strategi teknologi :

  • Jumlah, ukuran, kapasitas dan lokasi
  • Jenis teknologi dan proses
  • Derajat intgrasi vertical
  • Jumlah dan hubungan dengan vendor
  • Produk baru yang akan dikembangkan
  • Analisis Make or buy
  • Seleksi dan pelatihan SDM
  • Pengendalian Kualitas
  • Penjadwalan Produksi
  • Manajemen Persediaan

Pendekatan yang dapat digunakan dalam formulasi teknologi :

  1. Pendekatan konvergen (top-down)

Keunggulan bersaing (strategi) -> Karakteristik Produksi -> Pemasaran

  1. Pendekatan divergen

Kondisi Organisasi (kompetensi) -> Formulasi struktur yang sesuai

  1. Pendekatan berimbang

Produk-pasar vs Proses  teknologi -> potensi teknologi baru -> keunggulan bersaing

Potensi Manfaat Strategis Teknologi

Tradisional -> teknologi untuk tujuan penekanan biaya satuan (economies to scale)

Kelemahan : Fleksibilitas produksi kurang

Solusi  : Economies to scope

Teknologi baru  -> kombinasi economies to scale dengan Economies to scope

Permasalahan Strategi Teknologi mencakup :

  1. Kemampuan internal (fleksibilitas) kecendrungan teknologi (Peramalan teknologi)
  2. Arah pengembangan teknologi perusahaan
  3. Pelopor teknologi, Menyangkut posisi perusahaan (pelopor atau pemanfaat teknologi)
  4. Akuisisi menyangkut pilihan mengembangan atau membeli teknologi

Pendekatan strategi teknologi berkaitan dalam pengambilan keputusan secara internal dan eksternal, sebagai contohnya ditunjukkan pada tabel berikut :

Karakteristik lain yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah :

Kompleksitas : Teknologi menuntut banyaknya ketegasan dalam masukan penawaran dan pencarian sumber daya yang selektif

Codifiability :  kemampuan teknologi dalam dokumentasi

Accessability :  kemampuan pesaing untuk mengakses teknology, sehingga lebih baik dilakukan riset yang bersifat kolaboratif.

Formulasi  strategi untuk meningkatkan kepercayaan investor :

  1. Membuat perencanaan yang kredibel
  2. melakukan upaya perbaikan jika menghadapi masalah
  3. Lakukan transformasi organisasi, tidak hanya finansial
  4. Mengkomunikasikan progres dari waktu ke waktu
  5. Membangun reputasi dengan menciptakan trust
  6. menunjukkan growth story dan prospek kepada shareholder
  7. Melakukan continuous improvement di berbagai bidang
  8. Berinvestasi dengan selektif dan kreatif yang memberikan return tinggi
  9. Membangun komunikasi yang transparan dengan investor
  10. Membangun komunikasi dengan analis
  11. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good governance)

Keputusan Membuat Atau Membeli Teknologi

Masalah yang sering dihadapi pihak manajemen adalah ” Pengambilan keputusan terkait dengan pengadaan faktor-faktor Produksi”

Pilihan pengadaan teknologi  perusahaan dapat dilakukan dengan cara :

  1. Membeli (out sourcing)
  2. Membuat sendiri (in house)

Teknologi perusahaan terdiri dari :

–      Teknologi inti

–      Teknologi pendukung

Keputusan untuk membuat atau membeli teknologi ini bukanlah  sesuatu yang mudah, karena pandangan atau pun isue :

  1. Batasan aktifitas suatu perusahaan
  2. Konstruksi hubungan dengan perusahaan lain seperti pemasok, distributor dan konsumen
  3. Kondisi yang menuntut perubahan pada batasan dan konstruksi dan pengaruhnya pada posisi bersaing perusahaan.

Pada awalnya, ada kecendrungan produsen untuk mengembangkan aktifitasnya secara mandiri (in house) dengan tujuan dapat meningkatkan kontrol terhadap output. Namun kecendrungan ini mulai bergeser ke arah membeli (out sourcing) semenjak perusahaan di Jepang berhasil mengorganisir pemasok untuk mendukung aktifitas produksinya (Toyota dengan JIT system).

Rantai Komersial dan Integrasi perusahaan :

Keputusan perluasan lingkup proses suatu perusahaan berkaitan dengan seberapa jauh integrasi ke hilir/hulu yang akan dilakukan, agar dapat menjaga keseimbangan kapasitas (line balancing)

Keputusan untuk melakukan integrasi  dapat dilakukan dengan  Mengakuisisi atau mengembangkan unit organisasi

Keunggulan akuisisi : lebih cepat untuk  memasuki bisnis

Kelemahan akuisisi : membawa sisi buruk dari organisasi sebelumnya seperti mesin yang sudah tua, manajer yang lemah, praktek kerja yang tidak produktif dan kebijakan yang tidak tepat)

Integrasi vertikal dalam outsourcing :

  1. Joint venture
  2. Co-makership
  3. Partnership sourcing
  4. Prefered suppliers
  5. Traditional purchasing

Manfaat integrasi vertikal :

–      penerapan ekonomi integrasi

–      Peningkatan akses terhadap teknologi

–      Adanya kepastian pasokan dan permintaan

–      Daya tawar tinggi dan istorsi biaya input

–      Meningkatkan kemampuan difrensiasi produk

–      Meningkatkan kemampuan untuk entry dan mobility barrier

–      Tingkat pengembalian investasi tinggi

Kerugian integrasi vertikal :

–      Biaya mengatasi mobility barrier tinggi

–      Menurunnya dukungan operasi

–      Penurunan fleksibilitas

–      Exit barrier keseluruhan lebih tinggi

–      Kebutuhan investasi kapital besar

–      Usaha menjaga keseimbangan lebih berat

–      Kebutuhan manajemen yang berbeda

Dalam pengambilan keputusan untuk in house ada tiga konsep yang perlu dipertimbangkan yaitu :

  1. Arah ekspansi operasi
  2. Ekstensi dari lingkungan yang diinginkan
  3. Keseimbangan antara aktifitas yang terkait secara vertikal

Kerangka Analisis  (Dengan Matrik Tingkat Kepentingan Teknologi vs Daya Saing)

Tingkat Kepentingan Teknologi Untuk Bisnis

Dilakukan untuk  menunjukkan pengqruh atau dampak teknologi terhadap posisi bersaing dalam pasar secara keseluruhan

Posisi Kompetitif Teknologi

Dilakukan untuk menunjukkan kemampuan teknologi relatif terhadap kompetitor

Langkah evaluasi :

  1. Tentukan tingkat kepentingan teknologi
  1. Tentukan posisi bersaing teknologi

Analisis ini untuk menentukan rank teknologi sebagai masukan dalam kerangka pengambilan keputusan

Tujuan untuk mengetahui kerangka kompetensi teknologi dari organisasi relatif terhadap lingkungan eksternalnya

Dasar evaluasi digologkan dalam 3 kriteria utama :

  1. Kepemimpinan teknologi : dinilai melalui analisis kapabilitas perusahaan
  2. Biaya teknologi : dinilai dari ongkos operasi termasuk dampak lingkungan
  3. Vulnerabilitas teknologi : dinilai dari tingkat keahlian internal

3. Tentukan strategi berdasarkan tingkat kepentingan teknologi vs posisi kompetitif teknologi

Inovasi Teknologi

Dalam konteks manufaktur : Teknologi didefenisikan sebagai ”Knowhow” atau informasi yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa. Namun knowhow saja tidak cukup, karena harus diimbangi dengan konsepsi INOVASI

Manajemen Inovasi adalah usaha sistematik untuk meningkatkan kejelian melihat peluang inovasi , mengembangkan budaya organisasi, yang menjadikan perusahaan lebih inovasi, peningkatan kemampuan pengelolaan proyek-proyek inovatif  dan mengembangkan sistem dan struktur yang mendorong tumbuhnya inovasi

Kaitan antara Manajemen Inovasi dengan Manajemen teknologi

Manajemen  inovasi lebih  menekankan pada proses penciptaan dan pengembangan ide-ide baru.

Manajemen teknologi lebih menekankan pada akuisisi dan aplikasi dari hasil inovasi atau proses difusi

Inovasi merupakan proses yang kompleks, meliputi beberapa tahapan dan memerlukan perhatian yang berbeda  terhadap waktu dan strategi perusahaan. Beberapa pertanyaan yang menjadi perhatian dalam inovasi teknologi adalah :

  1. Kapan saatnya melahirkan ide (invention)?
  2. Apakah didapat manfaat yang besar jika konsep tersebut dikembangkan dan bagaimana komersialisasinya?
  3. Kapan perusahaan memperhatikan teknologi yang ada dan tujuan penyempurnaan atau modifikasinya?

Utterback (1971) menyatakan proses inovasi ada tiga tahap :

  1. Membangkitkan ide
  2. Penyelesaian masalah

Keduanya dilakukan dengan riset dan pengembangan, hasilnya berupa penemuan/invention

  1. Implementasi hasil penemuan sehingga mempercepat inovasi

Difusi terjadi jika proses inovasi membawa dampak bagi ekonomi perusahaan.

Model proses inovasi di perusahaan menurut utterback :

Model umum proses inovasi :

  1. Model dorongan teknologi (technology push)

2. Model tarikan pasar (market push)

3.   Pendekatan Integrasi (gabungan technology push dengan market push)

Proses inovasi dapat dilakukan dengan cara :

–      Revolusi (terjadi perubahan yang cukup signifikan pada produk dan proses)

Ciri-ciri :

  1. Produk utama/pergantian proses
  2. Menciptakan atau perubahan industri
  3. Ciri khas, yang pertama kali diluar perusahaan
  4. Relatif jarang

–      Evolusi (penambahan feature pada produk dan proses agar perusahaan dapat bertahan

Ciri-ciri :

  1. Penambahan produk/perbaikan proses
  2. Memperbaiki posisi bersaing pada industri
  3. Yang pertama kali dalam perusahaan
  4. Relatif biasa/sering

Faktor eksternal yang mempengaruhi inovasi :

–      Lingkungan ekonomi (pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga)

–      Pasar dan ketersediaannya

–      Karakteristik industri ( tumbuh/jenuh)

–      Kebijaksanaan pemerintah

Faktor internal yang mempengaruhi inovasi :

–      Karakteristik sumber daya manusia

–      Struktur organisasi

Lima komponen yang mempengaruhi keberhasilan inovasi sampai pada tahapan komersialisasi :

  1. Pembangkitan ide-ide (ideas generator)
  2. Kemampuan memelihara teknologi dan pasar (Technological and market gatekeepers)
  3. Kewirausahaan (Project champion)
  4. Manajer proyek dan pemimpin (project manajer and leader)
  5. Sponsor (Coach)

Leave a comment »

Masalah Ekonomi

BAB II

MIKRO EKONOMI

2.1.        Konsumer

2.1.1.     Teori Perilaku Konsumer

Teori ini bertitik tolak dari asumsi bahwa konsumer memilih dari alternatif yang ada sedemikian rupa sehingga dia dapat mencapai tingkat kepuasaan (satisfaction) sebesar mungkin. Selanjutnya diasumsikan bahwa dia memiliki semua informasi yang menuntunnya ke arah pencapaian kepuasan itu. Informasi tu terekam dalam fungsi utilitasnya (utility function).

Fungsi utilitas ini dapat berbeda antara seseorang dengan orang lainnya. Utilitas tidak hanya menyangkut kesenangan memiliki barang, tetapi juga dari segi perasaan aman. Manakah yang lebih memuaskan orang,  diberi mobil atau diberi vaksinasi kolera pada saat wabah kolera merajalela? Jawabannya tergantung kepada fungsi utilitas seseorang. Walaupun fungsi-fungsi utilitas ini bervariasi dari seorang ke orang lain, namun ada kecendrungan-kecendrungan yang berlaku umum.

Salah satu yang paling menonjol dari kecendrungan itu adalah konsumer selalu berusaha memaksimisasi fungsi utilitasnya.

Ekonomis di abad 19 seperti Jevon, Waras, dan Marshall menganggap bahwa utilitas tersebut dapat diukur.

Contoh :                 Utilitas barang A = 15 util

Utilitas barang B = 45 util

Konsumer menginginkan barang B 3 kali barang A

Ukuran yang demikian ini disebut ukuran kardinal (cardinal measure). Dalam hal membeli barang, dibeli atau tidak tergantung kepada nilai kardinal uang dan barang.

Contoh : Harga kelapa Rp. 200,- sebuah.

Nilai kardinal uang = 5 util/Rp.100,- dan nilai kardinal kelapa bervariasi sebagai berikut :

(i)             membeli kelapa ke-1 = 20 util

(ii)           membeli kelapa ke-2 = 9 util

(iii)          membeli kelapa ke-3 = 7 util

Penurunan nilai kardinal kelapa ini adalah gambaran penurunan kepuasan setelah memiliki kelapa sebanyak yang dibutuhkan yaitu satu kelapa. Nilai util kelapa harus lebih besar dari nilai util uang.

Apabila harga kelapa turun menjadi Rp.160,- sebuah, dia akan membeli kelapa ke-2.

Apabila konsumer mendapat utilitas dari A lebih besar dari B dia akan memilih A. Jika dia akan mendapat utilitas dari B lebih besar dari C dia akan memilih B. Rangkaian tersebut dituliskan sebagai berikut : A > B > C (mobil > radio > pensil). Rangkaian adalah konsisten, dengan demikian :

A> C                       (mobil } pensil)

C < A

C ≠ A

Pandangan kardinal ini ditinggalkan pada akhir abad 19 karena tidaklah mungkin mengukur nilai kardinal suatu barang dan pernyataan A disuka 3 x B tidak mempunyai arti praktis sama sekali.

Selanjutnya yang berkembang adalah pendekatan ordinal. Dengan mudah dapat disaksikan bahwa pilihan seorang konsumer tergantung sepenuhnya kepada urutan (prioritas) sejumlah barang yang dapat dibeli dengan penghasilan (income). Pada saat konsumer menerima uangnya, dia akan mulai membeli barang-barang yang diprioritaskan. Asumsi bahwa konsumer membuat terlebih dahulu pengukuran kardinal sebelum membeli barang, sebenarnya tidak realis. Yang nyata konsumer menyusun suatu prioritas barang kebutuhannya secara konsisten. Fungsi utilitas berkaitan dengan prioritas ini disebut Fungsi Utilitas Ordinal.

Fungsi utilitas ordinal :

U = f (q1, q2, …….,qn )

U = ukuran utilitas

(q1, q2, …….,qn ) = jenis dan jumlah barang (Q1, Q2,….. Qn) yang dibutuhkan dan akan dibeli konsumer.

Catatan :

Untuk memudahkan pembahasan dimisalkan konsumer memilih berbagai kombinasi jumlah barang q1, dan q2 yang akan dibeli sesuai dengan kemampuannya walaupun dalam kenyataannya jenis barang yang diperlukan seseorang lebih dari 2 jenis.

Barang selalu dapat dibagi dua golongan barang-barang konsumsi, misalnya :

q1 = barang makanan

q2 = barang bukan makanan, sehingga

U = f (q1, q2)

Asumsi berikut adalah f(q1,q2) adalah kuntinu, mempunyai turunan (derivative) pertama dan kedua yang juga kontinu serta fungsi itu adalah fungsi yang konkaf semu, tegas-teratur (regular strictly quasi-concave function).

Fungsi utilitas akan berubah kalau masa konsumsi dari barang menjadi berubah. Misalnya tingkat kepuasan yang dirasakan seseorang akan berbeda kalau dia menghabiskan 10 gelas es krim dalam waktu 1 jam atau menghabiskannya dalam waktu 1 bulan. Seseorang akan lebih puas kalau menghabiskan beberapa durian sekali makan, jika dibandingkan dengan memakan durian 1 biji setiap 2 hari.

U2 adalah garis ketinggian (contour; level line; level curve) dari U = f (q1, q2), dengan demikian Ui adalah tempat kedudukan titik-titik  yang memberikan tingkat kepuasan yang sama. Garis-garis ketinggian ini disebut kurva indefferen (indifference curve).

Contoh :

* Tingkat kepuasan memiliki q1 dan q2 sama dengan tingkat kepuasan  memiliki : q1” dan q2”.

* Tingkat kepuasan pada titik-titik U2 lebih besar dari titik-titik U1,   secara keseluruhan U4> U3 > U2>U1

Rate substitusi (the Rate of Commodity Substitution, RCS) turunan pertama dari fungsi ini

……………………………………………………..(1)

Apabila seseorang mengubah komposisi q1 dan q2 tanpa mengubah tingkat kepuasannya, maka untuk setiap indifference curve :

dU = 0 ………………………………………………………………………………………………….(2)

(1) & (2) :               f1 dq1 + f2 dq2 = 0

…………………………………………………………………………………………….(3)

Persamaan (3) disebut Rate of Commodity Substitution (RCS), f1 dan f2 disebut marginal utility dari q1 dan q2.

Artinya :  adalah rate dimana konsumer akan  menukar Q1 dengan Q2 per unit Q1.

Harga positif untuk f1 berarti pertambahan q1 akan menambah kepuasan konsumer yang juga berarti tingkat kepuasannya akan berpindah ke tingkat curve indifference yang tinggi. Oleh karena fungsi utility adalah regular strictly guasi-concave function ketidaksamaan yang tegas (strict ineguality).

> 0

Terpenuhi untuk setiap titik pada domain.

Derivasi selanjutnya persamaan (3) menghasilkan :

…………………………….(4)

Persamaan (4) disebut tingkat perubahan slope curve indifference (rate change of the slope of the indifference curve).

  1. a. Maksimisasi Utilitas

Konsumer selalu berkeinginan memaksimumkan kepuasannya dengan keterbatasan penghasilannya (income). Bagaimanakah kombinasi Q1 dan Q2 yang dapat memberikan pencapaian  tingkat kepuasan yang sebesar-besarnya kepada konsumer?

Apabila pendapatan konsumer terbatas dan diasumsikan bahwa seluruh penghasilan atau pendapatannya dibelanjakan maka pendapatannya mengikuti persamaan berikut :

y0 = p1 q1 + p2 q2

dimana

y0 = pendapatan

p1 = harga q1 /satuan

p2 = harga q2 /satuan

Asumsi di atas adalah benar, meskipun konsumer menabung sebagian pendapatanya, karena tabungan adalah pembelanjaan ditangguhkan.

Maka maximisasi kepuasannya dapat dirumuskan sebagai berikut :

Max U = f (q1, q2)

s.t. y0 =  p1 q1 + p2 q2

= p1 ; q2 0

Secara geometrik pemecahannya adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2. Grafik Maximasi Kepuasan Konsumen

Syarat pertama dan kedua untuk optimalitas (the first and second order conditions for optimality)

Catatan :       Secara umum kondisi optimalitas dari suatu fungsi y = f (x) adalah :

Syarat  pertama

Syarat kedua  untuk maximum

untuk minimum

Jalan pikiran yang sama digunakan untuk memecahkan problema optimisasi fungsi utilitas. Pemecahannya dilakukan dengan menggabungkan fungsi tujuan dan fungsi pembatas menjadi fungsi Langrange, yaitu :

Dimana :  adalah multiplier yang masih harus dicari harganya.

Syarat pertama :

……………………………………………….(1)

…………….…………………………………(2)…………………………………………(3)

Persamaan (1) dibagi (2) diperoleh :

……………………………………………………………………………….(4)

Dan juga dari persamaan (1) dan (2) :

………………………………………………………………………….(5)

Persamaan (4) adalah RCS, jadi  adalah RCS

Persamaan (5) menunjukkan bahwa marginal utility/harga adalah sama untuk semua komoditi yaitu sebesar . Dari persamaan (5) dapat dipahami arti, yaitu ratio antara marginal utility dengan harga.

Syarat kondisi kedua : Untuk memastikan bahwa harga maximum sudah tercapai maka syarat ke-2 harus dipenuhi.

Syarat kedua :

Bordered Hessian

……………………………………………………………………(6)

………………………………………(7)

Substitusi  dan dan

Diperoleh……………………………….(8)

Contoh : U = q1 q2

Dimana   p1 = $2, p2 = $5 dan y0 = $100

Tentukan U*

Syarat pertama :

q1* = 25                  q2* = 10

U*=25 x 10 = 250

Syarat kedua :

2 (1) (2) (5) = 20 > 0

  1. b. Fungsi Permintaan (Demand Function)

Maksimum U =

Didapat :

dan

Yaitu fungsi-fungsi “permintaan yang biasa” (ordinal demand function) yang sifat-sifatnya :

  • permintaan tergantung pendapatan dan harga.
  • Fungsi permintaan adalah homogen tingkat 0 artinya kalau pendapatan naik atau turun sebanding dengan kenaikan dan penurunan harga maka fungsi permintaan tidak berubah.

Akan didapat lagi bahwa :

Ternyata k tidak berpengaruh.

  1. c. Pendekatan Duality (Compensated  Demand Function)

Min

s.t

artinya konsumer ingin meminimumkan pengeluarannya untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu.

Untuk

Apabila

  1. a. Kurva Demand

Permintaan atas

Apabila p2 dan y0 adalah tetap maka didapat hubungan antara q1 dan p1 . Apakah q1 naik kalau p1 turun ?

Secara umum kurvanya adalah :

D D kurva untuk permintaan biasa (ordinary demand)

D’D’ kurva untuk permintaan terkompensasi (compensated demand).

  1. b. Elastisitas Harga dan Pendapatan

“Elastisitas permintaan sendiri “ (Own elasticity demand) untuk q1 yaitu  ε11 didefinisikan sebagai rate perbandingan perubahan q1 dengan harganya (p1) apabila p2 dan y0 adalah konstan.

Pembelanjaan konsumer untuk q1 adalah sebesar p1 q1

Kalau ε11 < -1 maka harga persamaan (2) adalah negatif, artinya besarnya permintaan terhadap q1 sangat tergantung kepada harga p1 . Bahan yang demikian ini disebut barang mewah dan disebut elastisitasnya tinggi.

Kalau  ε11 > -1 disebut elastisitas rendah, yaitu barang kebutuhan sehari-hari. Pembelanjaan (p1 q1) terhadap q1 :

1)       Bertambah kalau harga naik apabila                  ε11 > -1

2)       Tidak berubah jika                                                               ε11 = -1

3)       Menurun jika                                                                        ε11 < -1

Contoh :

Hitung besarnya pembelanjaan apabila :

p1 = 6                     q1 = 8

ε11 = -0,4  = 0,5

Pemecahan dapat dilakukan dengan 2 cara :

Cara -1.

= 0,6 q1

= 2,4

Kenaikan harga 0,5 menambah pembelanjaan dari 48 menjadi 50,4.

Cara-2

q1’ = 7,73

p1 = 6,5

Pembelanjaan menjadi p1 q1’ = 50,24

Catatan : hasil perhitungan cara-1 dan cara-2 sedikit berbeda karena menggantikan  dengan adalah pendekatan. Apabila p1 semakin kecil maka hasil perhitungan cara-1 dan cara-2 semakin sama.

Elastisitas cross price didefinisikan sebagai :

Hubungan  dan

dan                

Hubungan (1) disebut syarat agregasi counnot ( Counnot agregation condition) kalau   diketahui  dapat diperkirakan :

ε11 = -1                     = 0

ε11 < -1                     > 0

ε11 > -1                     < 0

Apabila U = q1 q2

(1) dan (2)

Elastisitas pendapatan terhadap permintaan

dinamakan syarat agregasi Engel.

  1. c. Efek Substitusi dan Pendapatan

Persamaan Slutsky :

Persamaan diatas dapat digambarkan sebagai berikut :

Model Slutsky di atas menggambarkan hal-hal berikut :

  1. apabila pendapatan seseorang menurun, pada tahap awal dia selalu berusaha melakukan kompensasi, yaitu mengurangi pembeliaan q1 dan menambah pembelian q2 sehingga dia tetap dapat mencapai tingkat kepuasan (titik B) yang sama seperti sebelumnya (titik A). Untuk tujuan tersebut dia mengusahakan budget terkompensasi (compensated budget). Tetapi kemudian dia harus menyerah kepada kenyataan sehingga dia harus menurunkan tingkat kepuasan ke titik C.
  2. Apabila pemerintah memberi subsidi kepada suatu komoditas, kebijaksanaan tersebut akan meningkatkan kepuasan (utilitas) konsumer, seolah-olah pendapatan konsumer berada pada budget terkompensasi (sompensated budget).

Problema Ekonomi

Dosen Pengasuh:

Tuti Sarma Sinaga, ST. MT

Problema Mikro Ekonomi

1. Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan terakhir dalam perusahaan yaitu untk  menyampaikan hasil produksi kepada konsumer dan selanjutnya perusahaan memperoleh hasil penjualan dari konsumer. Maju tidaknya perusahaan sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam pemasaran. Pemasaran berkaitan dengan permintaan, penawaran, harga, daya beli konsumer, kualitas produk, delivery, luas pasar, golongan konsumer, saingan dan strategi pemasaran.

2.Teknik dan Teknologi

Problema ini menyangkut pemilihan alternatif yang banyak tentang teknik produksi, lokasi pabrik, spesifikasi produk, bahan-bahan, energi dan sebagainya.

3. Organisasi & manajemen

Problema ini menyangkut struktur organisasi, manajemen dan tenaga kerja yang dibutuhkan manajemen meliputi ketenagakerjaan, gahan baku, produksi, persediaan dan pemasaran. Atau bagaimana dilakukan agar organisasi dan manajemen mempunyai kinerja yang baik.

4. Keuangan dan Ekonomi

Dari mana sumber dana untuk investasi dan modal kerja diperoleh, apakah melalui pinjaman, milik sendiri atau campuran. Sejauh mana perusahaan menghasilkan laba. Apakah tingkat perolehan laba sudah memenuhi kriteria ekonomi ?

5. Sosial Ekonomi

Sejauh mana perusahaan berpengaruh kepada masyarakat lingkungannya. Apakah kehadiran perusahaan memberi manfaat atau keuntungan (benefit) kepada lingkungannya ?

6. Dampak Lingkungan

Sejauh mana perusahaan berpengaruh kepada lingkungan hidup serta sosial budaya. Upaya apa yang dilakukan untuk meminimumkan dampak negatif perusahaan terhadap lingkungan.

Problema Makro Ekonomi

1.Problema pengalokasian sesumber (resources)

Barang apa dan dalam jumlah berapa yang diproduksi oleh unit-unit produksi yang telah ada ?

Problema ini muncul dari keterbatasan sesumber. Apabila sesumber tidak terbatas, maka problema ini tidak ada karena akan selalu dpat diproduksikan barang-barang kebutuhan manusia. Karena keterbatasan ini ekonomi harus memilih kebutuuhan mana harus dipenuhi dengan memuaskan dan kebutuhan mana yang masih tertinggal tidak terpuaskan. Muncul proiritas penggunaan sesumber sebagai hasil akhir pemilihan berbagai alternatif penggunaan sesumber.

2.   Problema pemilihan teknik produksi /Bagaimana memproduksikan  barang

Berbagai alternatif dijumpai dalam memproduksikan barang, misalnya bahan pakaian dapat diproduksikan dengan ATBM, ATM dan mesin tenun atomatis. Alternatif ini menyangkut pula apa yang disebut padat karya dan padat modal.

Pemilihan alternatif didasarkan kepada biaya produksi terkecil atau keuntungan penjualan terbesar dengan memperhatikan berbagai kondisi  setempat

3.       Problema pendistribusian produksi nasional
Bagaimaan barang-barang produksi didistribusikan ?

Problema yang menjadi semakin diperhatikan para ekonomist (sejak  Adam Smith dan David Ricardo) adalah pendistribusian barang-barang diantara berbagai kelompok masyarakat. Kelihatannya pemilikan barang sebanding dengan pemilikan uang. Kelompok yang memiliki uang lebih banyak berkemampuan lebih besar untuk memiliki barang.
Di Negara kapitalis distribusi ini lebih tidak berimbang disbanding dengan di negara yang menganut sistem sosialis atau sistem campuran.

4.  Problema efisiensi ekonomi atau maximisasi kesejahteraan. Apakah sesumber digunakan secara efisisen ?

Oleh karena kelangkaan sesumber, perlu difikirkan penggunaannya secara efisien. Apakah produk dan distribusi telah dilakukan secara efisien ?Apakah ketidak-efisienan dapat dihapuskan, maka pendapatan nasional akan dapat ditingkatkan.

5.    Problema pendayagunaan penuh (full employment) sesumber Apakah semua sesumber yang tersedia telah digunakan sepenuhnya?

Sepintas lalu kedengarannya agak aneh kalau ditanyakan apakah sesumber yang langka itu telah dimanfaatkan sepenuhnya.

Kenyataannya masyarakat ingin memaksimumkan kepuasannya dari sesumber yang langka itu. Masyarakat tentu tidak berkeinginan bahwa sesumber yang langka itu tertinggal tanpa didayagunakan (idle). Ada beberapa pengecualian misalnya di Negara kapitalis, tenaga kerja akan dikurangi pada saat depressi.

6.  Problema pertumbuhan ekonomi. Apakah kapasitas produksi dalam perekonomian berkembang ?

Sangat penting mengetahui apakah kapasitas produksi dalam semua kegiatan ekonomi berkembang atau tetap seperti sedia kala atau menyusut. Apabila kapasitas produksi berkembang berarti tingkat kehidupan (living standard) masyarakat semakin tinggi. Pertambahan kapasitas produksi disebut pertumbuhan ekonomi.

Dewasa ini analisa faktor-faktor yang menentukan atau mempengaruhi pertumbuhan itu semakin menjadi perhatian para ekonomist. Berbagai teori dan model disuguhkan para ahli menyangkut pertumbuhan ekonomi di negara maju dan di negara sedang berkembang.

Hakekat Hukum-Hukum Ekonomi

lSeperti cabang ilmu lainnya ekonomi juga mempunyai hukum-hukumyang disebut juga generalisasi (generalization), azas-azas (principles) dan penyeragaman (uniformaties).
lHukum-hukum ekonomi menguraikan dan menjelaskan :

– Bagaimana seseorang harus berperan atau berbuat sebagai seorang produser atau konsumer

– Bagaimana system ekonomi bekerja dan beroperasi baik dalam system mikro maupun makro.

– Hukum Permintaan, Hukum Penurunan Utilitas Margin, Hukum Kamanfaatan Perbandingan dll

lHukum-hukum ekonomi berlaku apabila asumsi-asumsi dan kondisi yang melatar belakangi hukum itu adalah benar (Ceteris Paribus : Peristiwa ekonomi akan berulang sama seperti yang telah pernah terjadi kalau hal-hal lain tetap sama seperti dahulu).
lKondisi Ceteris Paribus tidak pernah terjadi, karena lingkungan dan kehidupan manusia berobah dan berkembang sepanjang masa.
lDari gambar diatas hukum ekonomi disebut hipotesis dan kondisional. Keinginan manusia yang menjadi pelaku ekonomi itu adalah bebas, sesumber yang terbatas harus dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

Comments (1) »

Pengantar Ekonomi

BAB I
PENGANTAR

1.1. Defenisi
Ekonomi berasal dari kata ecos (rumah tangga) dan nomos (aturan). sehingga arti ekonomi adalah cara pengelolaan suatu rumah tangga. Ilmu ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang mempelajari produksi dan konsumsi dan distribusi barang dan jasa dan kaitannya dengan pendapatan melalui variabel yang dapat diukur. Pertanyaan klasik yang sampai saat ini belum ditemukan oleh umat manusia dalam hal ekonomi ini adalah pertanyaan tentang darimana datangnya kebutuhan manusia sehingga muncul apa yang disebut pertukaran dalam bentuk perdagangan?
Masalah ekonomi merupakan salah satu misteri terbesar di dunia ini, karena banyaknya kejadian-kejadian ekonomi yang luput dari kontrol para ekonom. Satu hukum ekonomi yang ditemukan belum tentu bisa menjawab permasalahan ekonomi yang muncul di kemudian hari.
Ada tiga pertanyaan penting yang dapat diajukan sebelum memulai mempelajari Ilmu Ekonorni. Pertama, apakah ilmu ekonomi itu? Kedua, apakah yang menjadi masalah pokok dalam ilmu ekonomi? Dan ketiga, adakah hubungan yang nyata antara ilmu ekonomi dengan kesejahteraan atau kemakmuran manusia? Ketiga pertanyaan ini menjadi hal yang penting untuk dijawab sebagai alasan mengapa perlu belajar ilmu ekonomi.

1.2. Pekembangan Ilmu Ekonomi
1.2.1. Jaman Ekonomi Praklasik
a. Jaman Yunani Kuno. Istilah ekonomi pertama kali dimunculkan oleh Xenophon (440 SM) yang menciptakan kata Ekonomi dari kata oikos dan nomos yang berarti cara pengelolaan suatu rumah tangga.Kemudian muncul Plato (400 SM) yang menjelaskan bahwa suatu negara ideal perlu suatu pembagian kerja (division of Labor) yang timbul secara alamiah dalam masyarakat karena manusia diciptakan berbeda, sifat dan kecendrungan yang berbeda sehingga minat mereka juga berbeda. Hal lain yang dikemukakan oleh Plato adalah tentang keharusan diversifikasi pekerjaan dalam masyarakat sehingga manusia tidak mungkin memenuhi kebutuhannya sendiri. Pandangan lain yang berkembang pada masa ini adalah pendapat Aristoteles (384 SM) yang merupakan orang pertama yang mengemukakan teori nilai (value) dan harga (price) serta pertukaran barang (exchange of commodities).
b. Kaum Skolatis, yang menekankan pada kuatnya hubungan ekonomi dengan masalah etika serta masalah-masalah keadilan. St. Albertus Magnus (Filsuf Jerman) berpendapat bahwa harga suatu barang seharusnya sama dengan pengorbangan tenaga dan biaya untuk menghasilkan barang tersebut. Pada masa ini berkembanglah pandangan jika seseorang menetapkan harga melebihi batas pengorbanan maka dia telah melanggar batas-batas etika (Thomas Aquinas). Namun pandangan ini kemudian ditentang karena dengan meminjamkan uang kepada orang lain sepemilik tidak mendapatkan manfaat dari uang yang dimilikinya. Jika seseorang meminjam uang kepada orang lain dan ia menjalankan usaha dengan uang tersebut, maka dia wajib untuk membayar kompensasi kepada peminjam. Melihat kebenaran ini maka berkembanglah penetapan bunga atas transaksi pinjam meminjam.
c. Kaum Merkantilisme, berkembang pada abad ke 15. Merkantilisme berasal dari kata Merchand (pedagang). Walaupun para ahli masih meragukan apakah kaum merkantilisme ini benar merupakan aliran/mashab atau bukan, namun aliran ini memiliki dampak luas dalam perkembangan teori ekonomi. Pandangan ini berpendapat jika sebuah negara ingin maju, maka negara itu harus melakukan perdagangan dengan negara lain.

1.2.2. Jaman Ekonomi Klasik
a Pandangan harta benda (wealth) yang dimunculkan para ekonom klasik seperti Adam Smith, Ricardo, Malthus dsb yang memandang Ekonomi sebagai ilmu dalam perlakuan harta benda (wealth) menyangkut produksi dan distribusinya. Pandangan ini mengabaikan peranan ekonomi di luar kekayaan harta benda seperti kesehatan, pendidikan, pengaturan yang baik (good govermance) dan sebagainya di dalam perkembangan ekonomi. Karena kepicikan tersebut pandangan ini ditolak dikemudian hari.
b Pandangan kesejahteraan (welfare) oleh Alfred Marshal, yang memandang bahwa harta benda hanyalah cara (means) menuju kesejahteraan. Ekonomi adalah kajian tentang manusia dan perdagangan dalam kehidupannya. Individu atau masyarakat mencari dan memanfaatkan materi yang dibutuhkan demi kesejahteraan. Pandangan ini juga mengabaikan hal-hal bukan materi (immaterial).
c Pandangan Kelangkaan (Scarcity) oleh Robbin. Defenisi ekonomi dianggap berkaitan kelangkaan sumber alam, keterbatasan dana, waktu dan sebagainya. Disamping keterbatasan sesumber (resources) tersebut manusia dihadapkan lagi kepada alternatif penggunaannya serta keinginan-keinginan manusia yang tidak ada batasnya. Definisi ini mengabaikan segi-segi kepribadian dan nilai-nilai yang dianut oleh sekelompok masyarakat atau bangsa. Para ekonom seolah-olah hanya sebuah mesin.
d Pandangan Modren. Berbagai pandangan baru tidak lagi cendrung membuat definisi-definisi yang menjelaskan arti dari ekonomi, tetapi lebih menonjolkan fungsi dan peranan ekonomi sebagai salah satu bidang kehidupan manusia. Ekonomi adalah apa yang dilakukan ekonomist (Jacob Viner). Secara garis besarnya yang dilakukan oleh ekonomist itu adalah menjawab atau mencarikan jalan keluar dari problema-problema ekonomi.

1.3. Pembagian Ilmu Ekonomi
1.3.1. Pembagian berdasarkan peranan dalam ilmu ekonomi
a Descritive economics, yaitu ilmu ekonomi yang menggambarkan kenyataan penting tentang topik tertentu. Misalnya sistem pertanian di Indonesia atau industri katun di India
b Economic theory, yang menjelaskan ilmu ekonomi, teori ekonomi atau analisis sistem ekonomi, baik pengertian, ciri-ciri dan hal lain yang dianggap penting dari sistem tersebut.
c Applied Economics, yaitu ilmu ekonomi terapan atau menggunakan rangka dasar umum dan analisis yang diberikan oleh teori ekonomi untuk menerangkan sebab-sebab dan arti pentingnya kejadian yang dilaporkan oleh ekonomi deskriptif.

Komentar dimatikan

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Comments (1) »